Pada usia 6 bulan, ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Itu lah kenapa, World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian makanan bayi diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Makanan untuk bayi dikenal dengan istilah MPASI atau Makanan Pendamping ASI.
Pemberian makan pada bayi tentunya juga tidak boleh sembarangan. Orang tua perlu memahami betul apa yang sebaiknya diberikan pada bayi dan tidak terjebak oleh mitos.
Ya Moms, dilansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menurut Dr.Yoga Devaera,Sp.A (K) ada beberapa mitos yang kerap beredar dan dipercaya oleh masyarakat terkait pemberian makan pada bayi.
Apa saja dan bagaimana faktanya? Simak rangkuman kumparanMOM berikut ini.
Mitos 1: Bayi Boleh Makan Daging Kalau Sudah 8 – 10 Bulan
Fakta: Tidak ada urutan tertentu dalam pemberian MPASI, Moms. Karbohidrat, protein (daging, ayam, telur, dan ikan), sayuran, dan buah-buahan dapat diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Jadi tidak perlu menunggu sampai si kecil berusia 8-10 bulan untuk memberinya daging maupun sumber protein hewani lainnya.
Mitos 2: Jangan Beri Bayi Ikan dan Telur sampai Usia 1 Tahun
Fakta: Seperti dijelaskan sebelumnya, protein (daging, ayam, telur, dan ikan) dapat diberikan sejak usia 6 bulan. Penundaan pemberian ikan dan telur sampai usia satu tahun juga tidak berguna untuk mencegah alergi.
Mitos 3: Bayi Tidak Boleh Diberi Makan Hati Ayam atau Sapi
Fakta: Hati aman diberikan pada bayi, bahkan mengandung zat besi yang dibutuhkan oleh bayi.
Mitos 4: Kenalkan Bayi pada Sayur Dulu Baru Buah
Fakta: Sayur dan buah dapat dikenalkan secara bersamaan. Mitos untuk mengenalkan sayuran terlebih dulu sebelum buah muncul karena anggapan kalau pengenalan buah lebih dahulu mempersulit penerimaan sayur. Namun dijelaskan dalam laman resmi IDAI, hal ini tidak terbukti atau tidak didukung dengan penelitian ilmiah.
Mitos 5: Sebelum Tumbuh Gigi, Jangan Beri Bayi Makanan Bertekstur
Fakta: Bayi dapat mengolah makanan lunak tanpa gigi. Orang tua juga perlu memahami, anak memiliki periode emas untuk belajar makan seperti belajar mengunyah dan menelan. Jika periode ini terlewatkan dikhawatirkan anak akan mengalami gangguan kemampuan makan. Jadi tidak perlu menunggu giginya tumbuh untuk mengenalkan tekstur secara bertahap.
Mitos 6: Jangan Beri Gula dan Garam pada Makanan Bayi
Fakta : Lembaga kesehatan dunia (WHO) memang tidak menyatakan pelarangan pemberian garam maupun gula ke makanan bayi. Namun mengutip IDAI, di bawah usia 1 tahun, bayi sebaiknya diberikan gula dan garam sesedikit mungkin.
Bayi boleh diberi sedikit gula dan garam jika dengan pemberian gula dan garam dapat membuat si kecil mau makan. Sebab, meski masih kecil, bayi juga bisa merasa bosan dengan cita rasa makanan yang itu-itu saja.