Dari tahun ke tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) selalu memberikan rekomendasi imunisasi yang perlu diberikan pada bayi. Salah satunya adalah imunisasi rotavirus.
Apa itu imunisasi rotavirus? Apa saja yang perlu diketahui orang tua tentang imunisasi tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms.

Apa itu Imunisasi Rotavirus?

Ilustrasi imunisasi. Foto: Shutter Stock
Mengutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention, rotavirus adalah virus yang dapat menyebabkan diare, muntah, demam, dan sakit perut. Anak-anak yang terkena virus ini juga akan mengalami dehidrasi dan butuh penanganan lebih lanjut.
Imunisasi rotavirus telah teruji secara klinis dan terbukti aman untuk bayi. Sembilan dari sepuluh anak yang mendapatkan vaksin terlindungi dari penyakit yang disebabkan oleh rotavirus. Selain itu, jumlah anak yang dirawat inap akibat diare juga cenderung rendah berkat imunisasi ini.

Usia Berapa Bayi Diberi Imunisasi Rotavirus?

Ilustrasi anak imunisasi. Foto: Shutter Stock
Mengutip dari laman IDAI, ada dua jenis imunisasi rotavirus yang bisa diberikan pada bayi. Adapun aturannya adalah sebagai berikut:
1. Rotateq, diberikan sebanyak tiga dosis
  • Dosis pertama diberikan pada bayi usia 6-14 minggu
  • Dosis kedua diberikan 4-8 minggu setelah dosis pertama
  • Dosis ketiga diberikan maksimal sampai bayi berusia 8 bulan
2. Rotarix, diberikan sebanyak dua dosis
  • Dosis pertama diberikan pada bayi usia 10 minggu
  • Dosis kedua diberikan pada bayi usia 14 minggu atau maksimal sampai usia 6 bulan.
Apabila bayi belum mendapat imunisasi rotavirus pada usia lebih dari 8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.

Siapa yang Tidak Boleh Mendapat Imunisasi Rotavirus?

Seorang bidan menyiapkan suntikan mengadakan imunisasi. Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Mengutip dari CDC, bayi tidak boleh mendapat imunisasi rotavirus jika berada dalam kondisi berikut:
  • Muncul reaksi alergi dari dosis sebelumnya
  • Terdapat alergi terhadap komponen apapun dari imunisasi rotavirus
  • Memiliki riwayat severe combined immunodeficiency (SCID), yaitu kondisi sistem kekebalan tubuh tak dapat melawan infeksi
  • Mengalami penyumbatan usus yang disebut intususepsi
Jika bayi sedang sakit, bisa menunggu sampai sembuh untuk mendapatkan imunisasi.

Efek Samping Imunisasi Rotavirus

Ilustrasi bayi terkena efek samping imunisasi. Foto: Shutter Stock
Imunisasi rotavirus memiliki efek samping yang berbeda antara satu bayi dengan bayi lainnya. Namun, hal itu biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Efek samping imunisasi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah ringan dan serius. Efek samping ringan berupa diare ringan dan muntah-muntah dalam waktu singkat. Sementara itu, efek samping serius berupa intususepsi dan butuh dirawat inap. Namun, risiko ini hanya terjadi pada 1 dari 20 – 100 ribu bayi.