Sebagai orang tua baru, Anda mungkin kesulitan membedakan kondisi bayi yang fesesnya normal dan bayi yang sedang diare. Sebab, bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif umumnya fesesnya memang berwarna kuning, bertekstur lembut, dan cair. Bahkan kadang si kecil pun bisa buang air hingga lima kali dalam sehari.
Namun Anda patut curiga bila bayi mengalami buang air besar lebih dari itu, Moms. Kemungkinannya memang si kecil terserang diare.
Nah Moms, agar tidak bingung, berikut 5 hal yang perlu Anda tahu seputar diare pada bayi, seperti dilansir Young Parents Singapore.
1. BAB Terlalu Sering Hingga Mencret
ASI memiliki efek pencahar alami. Bayi yang meminum ASI bentuk tinjanya lebih lunak dan lebih tebal daripada bayi yang diberkan susu formula. Selain itu, jika bayi masih BAB selama 5 kali dalam sehari hal tersebut masih terbilang normal, Moms.
Namun jika ia mengalami mencret dan frekuensi BAB-nya sering dan banyak, Anda patut waspada si kecil mengalami diare, Moms. Selain itu, tinjanya pun akan berbentuk sangat lunak atau cair dari biasanya. Dr Ong Ian, dokter anak di Thomson Pediatric Center, Singapura mengatakan temui dokter jika tinja bayi berbentuk encer lebih dari dua hari.
2. Demam Tinggi dan Perut Membengkak
Bayi yang terserang diare biasanya mengalami demam tinggi. Bila bayi Anda berumur kurang dari 3 bulan, ia akan mengalami demam di atas 38 derajat celsius, sedangkan jika bayi di atas 3 bulan, ia akan mengalami demam di atas 39 derajat celsius.
Perhatikan juga, Moms, bentuk perut bayi. Jika perutnya terlihat membengkak atau tegang dan ia terlihat kesakitan seperti menangis tanpa henti kemungkinan ia terserang diare. Perhatikan juga apakah ada bercak darah atau lendir di kotorannya.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Lihat Breaking News
3. Diare Bukan Disebabkan Karena Tumbuh Gigi
Beberapa orang tua zaman dulu percaya bahwa diare disebabkan karena bayi sedang mengalami tumbuh gigi. Padahal tidak ada bukti ilmiah terkait hal itu. Dr. Zaw Lwin, seorang konsultan dari departemen kedokteran darurat di KK Women’s and Children’s Hospital, Singapura mengatakan seorang anak mulai memasukkan benda-benda ke mulutnya ketika berusia 5-6 bulan. Kemungkinan itu yang menyebabkan diare.
“Ketika anak-anak memasukkan sesuatu ke mulut mereka, sebagian besar mungkin tidak bersih. Jadi ada kemungkinan virus dan bakteri penyebab diare berasal dari mainan tersebut,” kata Lwin.
Ia menambahkan, penyebab lainnya bisa dikarenakan konsumsi antibiotik sehingga membunuh bakteri baik dan jahat di usus besar yang menyebabkan anak sakit perut. Lalu alergi susu atau keracunan makanan juga bisa jadi salah satu penyebab bayi diare.
4. Yang perlu Dikhawatirkan adalah Dehidrasi
Diare sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Meskipun dokter mungkin akan meresepkan probiotik untuk meredakan diare, namun sebenarnya kebanyakan bayi tidak membutuhkan obat. Yang dikhawatirkan dari diare adalah dehidrasi, Moms. Ya kekurangan cairan akibat terus-terusan buang air bisa membuat dehidrasi.
Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi bisa sangat berbahaya bahkan fatal. Bila bayi Anda mengalami tanda-tanda seperti lidah dan bibir kering; mata cekung sedikit berair; popok sedikit basah; terlihat lesu; serta detak jantung meningkat, segeralah temui dokter. Kemungkinan si kecil mengalami dehidrasi.
5. Tetap Menyusui Walau Bayi Terserang Diare
Moms, jangan berhenti menyusui walaupun bayi Anda terserah diare, sebab ASI memiliki antibodi alami untuk menyembuhkan diare. “ASI akan tercerna baik oleh tubuh sebab ASI memiliki antibodi alami sehingga bisa membantu si kecil pulih (dari diare) dengan cepat,” kata Dr. Ong.
Selain itu, agar pantat bayi tidak menjadi iritasi dan mencegahnya terkena ruam popok, sebaiknya sering-seringlah ganti popok si kecil. Namun jangan diseka dengan kain, gunakan kapas yang dicelupkan oleh air lalu usap ke pantat bayi. Oleskan pelembap bayi atau petroleum jelly setiap kali mengganti popok agar pantatnya tetap terlindungi.