Pernahkah Anda mendengar istilah anak yang sakit ‘diuap’? Yang dimaksud tak lain adalah terapi inhalasi atau nebulisasi. Terapi ini, bisa saja disarankan oleh dokter ketika anak sakit.
Memang, bila baru pertama kali mendengar atau melihatnya, terapi ini bisa tampak menyeramkan. Anak juga mungkin akan menangis atau meronta-ronta, sehingga orang tua pun cemas dibuatnya.
Tapi bila dilakukan sesuai dengan rekomendasi dokter, terapi uap tidak berbahaya, Moms. Agar lebih jelas, yuk simak tanya jawab kumparanMOM dengan dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo mengenai hal ini.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan terapi inhalasi?
Terapi uap, inhalasi atau nebulisasi prinsipnya adalah metode pemberian obat secara langsung ke saluran pernapasan dalam bentuk aerosol atau serbuk (dry powder). Dokter bisa saja merekomendasikan sistem inhalasi tertentu pada pasien, tapi yang sering digunakan sehari-hari ada tiga, yaitu ; metered dose inhaler aerosol, dry powder inhaler dan nebulizer.
Jenis terapi dengan menggunakan alat nebulizer memiliki beberapa keuntungan yaitu, tidak memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan nafas spontan pasien, dapat memberikan obat secara bersamaan dengan cara dicampur.
Bilamana anak harus diuap atau mendapat terapi inhalasi?
Salah satu indikasi terapi inhalasi pada anak adalah serangan asma. Terapi inhalasi menjadi pilihan karena onset kerja yang cepat, dosis obat yang kecil serta efek samping minimal karena langsung bekerja di organ target (saluran pernafasan).
Tapi banyak juga orang tua yang berasumsi kalau anaknya batuk berkepanjangan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah terapi inhalasi. Hal ini tidak sepenuhnya benar.
Apakah terapi ini aman?
Aman, tapi terapi inhalasi harus berdasarkan advis tenaga medis. Karena indikasi, pilihan obat, teknik atau jenis terapi inhalasi sangat beragam sehingga harus disesuaikan dengan penyakit pasien, kemampuan koordinasi dan anatomi saluran pernafasan.
Orang tua juga perlu tahu, terapi inhalasi sebaiknya tidak dilakukan segera setelah pemberian makan/minum karena berisiko terjadi aspirasi atau tersedak.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Lihat Breaking News
Bagaimana terapi ini bekerja?
Terapi inhalasi yang ideal, akan menghasilkan partikel aerosol berukuran optimal sehingga bisa mencapai organ target (saluran pernafasan). Saluran nafas sendiri memiliki mekanisme yang dapat menghambat masuknya obat misalnya refleks batuk, pembersihan mukosilier, sehingga pemilihan metoda terapi inhalasi sangat penting agar obat dapat mencapai saluran nafas dan terdeposisi secara efektif.
Karena itu, bila anak tengah menjalani terapi ini, orang tua perlu mengamati. Pastikan obat dapat mencapai saluran nafas dan terdeposisi secara efektif.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap masuk atau tidaknya obat ke saluran nafas anak, antara lain: perubahan bentuk dan struktur saluran nafas sesuai usia, kemampuan koordinasi anak, pola pernafasan dan apakah anak menangis atau tidak saat diinhalasi.
Aman, tapi terapi inhalasi harus berdasarkan advis tenaga medis. Karena indikasi, pilihan obat, teknik atau jenis terapi inhalasi sangat beragam sehingga harus disesuaikan dengan penyakit pasien, kemampuan koordinasi dan anatomi saluran pernafasan.
Orang tua juga perlu tahu, terapi inhalasi sebaiknya tidak dilakukan segera setelah pemberian makan/minum karena berisiko terjadi aspirasi atau tersedak yang dapat berakibat fatal.
Apakah bayi dan balita juga bisa menjalani terapi ini?
Selama sesuai indikasi, terapi inhalasi dapat dilakukan pada kelompok usia berapa pun, termasuk balita dan bayi. Agar nyaman, balita atau bayi bisa menggunakan masker khusus yang lebih kecil ukurannya. Di pasaran, juga tersdia masker untuk anak dengan warna dan bentuk yang lucu.
Saat anak menangis, masker inhalasi yang tidak menempel erat dan pola nafas yang menjadi cepat dan pendek dapat membuat obat yang masuk ke saluran pernafasan tidak optimal. Karena itu, usahakan agar anak bisa merasa senyaman mungkin, Moms.
Agar nyaman, anak bisa dipangku orangtua, sambil bermain untuk mengalihlan perhatian, memilih masker sendiri dan lainnya. Pada anak yang sudah dapat berkomunikasi, sebaiknya diberikan penjelasan sebelum terapi inhalasi dimulai.
Yang jelas jangan pernah memaksa anak ya, Moms. Bila dipaksa, anak bisa jadi trauma dengan terapi ini!
related keywords: