Tak hanya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, berhubungan seks setelah punya anak juga bermanfaat bagi kesehatan Anda dan suami, Moms. Seperti meredakan stres, meningkatkan kualitas tidur, menurunkan tekanan darah, hingga mencegah penyakit kardiovaskular dan jantung.
Namun sayangnya, ada beberapa mitos yang mungkin masih dipercaya sehingga bisa memengaruhi kehidupan seks Anda sampai saat ini. Nah, agar tidak menebak-nebak, mengutip Medical News Today, bberikut ini adalah 5 mitos seks yang masih dipercaya banyak pasangan berikut faktanya.
1. Selaput Dara Menentukan Keperawanan
Hampir sebagian besar masyarakat bahkan Anda sendiri mungkin meyakini bahwa selaput dara yang ada di dalam vagina menentukan keperawanan seorang wanita. Tapi faktanya, selaput dara tidak bisa menjadi tolok ukur sejarah seksual seorang wanita, Moms.
Selaput dara adalah selaput yang melapisi bukaan vagina. Bentuk dan ukuran setiap selaput dara wanita pun tidak sama, bahkan ada wanita yang tidak dilahirkan dengan selaput dara. Memang, hubungan seks lewat vagina atau aktivitas fisik yang berat bisa menyebabkan selaput dara yang kecil ini robek.
Tapi ada juga wanita yang tidak mengalami robekan atau pendarahan saat berhubungan seks karena selaput dara bisa meregang untuk menyesuaikan bentuk penis. Sekalipun robek, pendarahan pun tidak selalu terjadi. Jadi selaput dara sebenarnya tidak bisa menentukan seorang wanita itu perawan atau tidak.
2. Berhubungan Seks saat Menstruasi Tidak Bikin Hamil
Beberapa pasangan percaya bahwa berhubungan seks saat menstruasi tidak akan membuat hamil. Faktanya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Berhubungan seks saat menstruasi nyatanya tetap memiliki peluang terjadinya kehamilan.
Kemungkinan terjadinya kehamilan sangat bergantung pada berapa lama siklus menstruasi Anda. Kebanyakan wanita memiliki siklus sekitar 28 hari dan 3-5 hari di periode itu, sel telur tidak bisa dibuahi. Sementara ovulasi biasanya bisa terjadi sekitar 12 hingga 16 hari sebelum mulainya waktu menstruasi Anda.
Tapi, sebagian wanita lagi memiliki siklus yang pendek yang berarti tahap ovulasi mereka bisa terjadi lebih awal. Ditambah fakta bahwa sperma bisa hidup dalam tubuh wanita hingga 5 hari. Jadi kemungkinan terjadinya kehamilan masih tetap ada ya, Moms.
Selain masih memiliki peluang untuk hamil, berhubungan seks saat menstruasi sebenarnya tidak disarankan karena berisiko terhadap kesehatan. Ya Moms, Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit menular seksual dibandingkan melakukan hubungan seks di luar masa menstruasi, Moms. Hal ini karena, pada masa menstruasi, kondisi leher rahim Anda terbuka, sehingga memungkinkan darah untuk masuk ke dalamnya. Hal tersebut memudahkan bakteri menuju rongga panggul.
3. Wanita Tidak Bisa Orgasme Bila Tidak Ada Penetrasi
Banyak stigma tentang wanita hanya bisa orgasme dari kegiatan penetrasi berulang. Faktanya, orgasme wanita tidak selalu berhubungan penetrasi, Moms. Ada juga wanita yang bisa orgasme lewat stimulasi klitoris. Jadi mulai sekarang tak ada salahnya meminta suami Anda untuk menambah kegiatan stimulasi klitoris ketika foreplay.
4. Masturbasi Tidak Baik untuk Kesehatan
Banyak mitos yang mengatakan bahwa masturbasi lebih banyak memiliki efek buruk untuk kesehatan. Seperti terlalu banyak masturbasi bisa membuat seorang pria buta, menyebabkan disfungsi ereksi, dan menyebabkan disfungsi seksual pada wanita.
Faktanya, para spesialis berpendapat bahwa masturbasi bisa bermanfaat bagi kesehatan. Seperti melepaskan stres, meredakan kram menstruasi, dan tidak kalah penting masturbasi bisa membuat kita lebih mengenal tubuh kapan harus orgasme dan tidak.
Meskipun kegiatan masturbasi bisa membantu seseorang lebih mengenal tubuhnya dan meningkatkan kepuasan dengan pasangan, bukan berarti aktivitas tersebut boleh dilakukan secara berlebihan. Dampak negatif yang mungkin terjadi jika melakukan masturbasi berlebihan adalah tidak bisa melakukan hubungan seks tanpa masturbasi, menghambat aktivitas sehari-hari dan menghambat seseorang bersosialisasi.
5. Seks Sebelum Olahraga akan Memengaruhi Tubuh
Selama bertahun-tahun, para manajer dan pelatih olahraga umumnya melarang atlet mereka untuk berhubungan seks sebelum pertandingan, karena takut akan memengaruhi tubuh si atlet. Tapi faktanya itu tidak benar, Moms.
Studi terbaru menunjukkan bahwa berhubungan seksual sebelum berolahraga atau sebelum berkompetisi dalam kegiatan olahraga tidak akan memengaruhi kinerja otot seseorang.