Orang tua tengah dibuat was-was dengan munculnya penyakit hepatitis akut misterius yang banyak menjangkiti anak-anak, dan mungkin Anda salah satunya. Kasus ini pertama kali dilaporkan terdeteksi di Inggris pada 5 April 2022. Sayangnya, penyakit ini belum diketahui asal muasalnya sehingga proses investigasi masih terus dilakukan.
Ya Moms, penyakit hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ini membuat kita khawatir. Sebab, virus ini sangat berbahaya dan justru menyerang anak-anak berusia antara 0-16 tahun, dan paling banyak terdeteksi pada pasien di bawah 10 tahun. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 17 dari 170 anak dengan Hepatitis Akut membutuhkan transplantasi hati.
Mungkin Anda masih bingung terkait penyakit yang satu ini. Berikut kumparanMOM rangkum untuk Anda sebagai pedoman informasi, Moms.
Apa itu Hepatitis Akut Misterius?
Hepatitis adalah kondisi peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi, gangguan autoimun, bahan kimia, obat-obatan hingga kelainan genetik tertentu. Hepatitis bisa muncul secara tiba-tiba lalu hilang (akut), atau bisa juga merupakan kondisi jangka panjang yang memicu kerusakan hati yang progresif (kronis).
Kasus hepatitis yang terjadi saat ini merupakan kondisi akut, karena menyerang anak-anak yang sebelumnya sehat, lalu secara tiba-tiba sakit dan bergejala parah. Sebagian pasien menunjukan infeksi adenovirus tetapi gejalanya hepatitis. Temuan ini membuat WHO dan para pakar kesehatan memberikan perhatian serius pada hepatitis akut ‘misterius’.
Kapan penyakit hepatitis akut ini mulai muncul?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali menerima laporan 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetilogy) dari Inggris Raya yang menyerang anak-anak berusia 11 bulan hingga 5 tahun. Kasus ini terjadi pada periode Januari-Maret 2022. Setelah itu, beberapa negara Eropa melaporkan kasus serupa dan membuat WHO menetapkan penyakit ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Mengapa penyakit hepatitis akut berbahaya, khususnya pada anak-anak?
Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan namun hingga kini penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Ternyata virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak terbukti sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Tak hanya itu, sekitar 10 persen dari kasus yang dilaporkan sampai membutuhkan transplantasi hati.
Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya, ya?
Para peneliti dunia masih terus melakukan investigasi terkait peningkatan kasus hepatitis pada pasien anak-anak saat ini. Namun, para ahli percaya penyakit hepatitis akut misterius ini dapat dikaitkan dengan virus umum yang dikenal sebagai adenovirus. Adenovirus adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit. Mereka menyebar dari orang ke orang dan paling sering menyebabkan penyakit pernapasan —namun semua tergantung pada jenis adenovirus itu sendiri.
Sudah berapa banyak kasus hepatitis akut pada anak yang terdeteksi?
Per 1 Mei 2022, WHO sudah mendapatkan 228 laporan dari 20 negara, dan diperkirakan jumlahnya masih terus bertambah karena kasus suspek hepatitis akut ini masih terus dilakukan penelitian. Sejauh ini kasus paling banyak dilaporkan dari Eropa, lalu ada juga di Amerika dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Saya khawatir anak terinfeksi hepatitis akut. Seperti apa gejalanya agar bisa dilakukan deteksi dini?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta para dokter, petugas kesehatan dan orang tua untuk lebih mewaspadai gejala-gejala awal seperti berikut:
-
Mual
-
Muntah
-
Diare berat
-
Demam ringan
Apabila kondisi di atas masih berlanjut, orang tua juga perlu memperhatikan gejala lanjutan yakni:
-
Air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna pucat
-
Warna mata dan kulit menguning
-
Gangguan pembekuan darah
-
Kejang
-
Penurunan kesadaran
Apabila anak saya mengalami gejala-gejala di atas, apa yang harus dilakukan?
Apabila ditemukan gejala-gejala awal, jangan menunda bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jangan sampai menunggu gejala lanjutan! Apalagi sampai tubuh si kecil mulai menguning baru dibawa ke fasilitas kesehatan. Namun jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa anak ke rumah sakit dengan fasilitas ICU anak.
Adakah cara mencegah terpapar hepatitis akut ini? Apalagi sejauh ini belum diketahui sumber penularannya dari mana saja.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K) menyarankan orang tua untuk waspada dengan melakukan tindakan preventif terhadap hepatitis akut pada anak. Cara mencegah penularannya adalah dengan:
-
Jaga kebersihan
-
Cuci tangan dengan sabun
-
Konsumsi makanan dan minuman yang matang
-
Tidak pakai alat makan bersama dengan orang lain
-
Membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya
-
Hindari kontak dengan pasien sakit
-
Memakai masker dan menjaga jarak
Sudah terjadi tiga kasus kematian pada anak akibat diduga terserang penyakit ini. Seperti apa kondisi mereka?
Kemenkes dan RSCM telah melakukan investigasi awal terkait riwayat kontak ketiga anak yang meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut tersebut. Ketiga anak yang dirujuk dari RS di Jakarta Timur dan Jakarta Barat itu datang sudah dalam kondisi parah.
“Tiga pasien ini datang dalam kondisi yang berat, semuanya rujukan dari rumah sakit di Jakarta dan kita sudah mencoba merawatnya di ICU. Tapi sudah tidak tertolong karena kondisi pada saat datang (ke RSCM) sudah sangat berat,” ujar Dokter Hanifah.
Tiga anak yang meninggal itu berusia 2, 8 dan 11 tahun. Anak berusia 2 tahun belum mendapatkan vaksinasi sama sekali, anak 8 tahun baru mendapatkan 1 kali vaksinasi, dan 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi. Dari riwayat keluarga, mereka tidak menemukan riwayat hepatitis atau penyakit kuning. Setelah anak mereka terkena hepatitis dan meninggal, anggota keluarga lainnya pun tak menunjukkan gejala.
Apakah penyakit ini terjadi karena anak diberi vaksinasi COVID-19?
Hal itu tidak benar ya, Moms. Dokter Hanifah membantah ada kaitannya vaksinasi corona yang diberikan kepada anak dengan penyakit hepatitis akut ini. Termasuk juga tidak ada bukti yang menunjukkan kaitannya dengan virus SARS-CoV-2 penyebab virus COVID-19.
“Kejadian ini dihubungkan dengan vaksin COVID-19 itu tidak benar, karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksinasi COVID-19,” ungkap Dokter Hanifah.
Banyak kasus hepatitis akut menjangkiti anak-anak, apakah orang dewasa juga bisa kena?
Meski proses investigasi masih terus dilakukan, Dokter Hanifah mengungkapkan sejauh ini dari kasus yang ditemukan hepatitis akut baru menyerang anak-anak saja. Ya Moms, penelusuran awal sepertinya hepatitis akut tidak menular ke orang dewasa.
“Dari laporan di banyak negara sudah diteliti bahwa kasus yang tertua saat itu 16 tahun, jadi tidak ada yang lebih dari 16 tahun dan ternyata kebanyakan itu di bawah 10 tahun. Jadi saya katakan penyakit ini khusus mengenai anak anak saja,” tutup Dokter Hanifah.