Ladies, tanggal 10 Oktober diperingati sebagai World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Dunia. Saat ini, sudah banyak orang yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental.
Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kesehatan mental merupakan keadaan di mana seseorang merasa sejahtera secara batin. Mereka akan bersikap bijaksana ketika mengatasi tekanan hidup di mana membutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan.
Sayangnya, sebagian orang masih mempercayai mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan mental. Demi merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia, mari patahkan stigma dan ciptakan budaya positif untuk mendukung para pejuang kesehatan mental.
Dikutip dari laman UNICEF, berikut adalah beberapa mitos yang beredar terkait kesehatan mental. Simak selengkapnya di artikel berikut ini, ya.
1. Orang yang punya masalah mental berarti lemah dan bodoh
Mitos pertama yang sering beredar adalah ketika seseorang memiliki masalah pada kesehatan mentalnya, itu berarti mereka bodoh atau memiliki keterbelakangan kecerdasan. Padahal faktanya penyakit mental, seperti penyakit fisik yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang kecerdasan, kelas sosial, atau tingkat pendapatan.
Selain itu, banyak juga yang menganggap orang dengan gangguan mental lemah dan kurang termotivasi untuk melanjutkan hidup. Padahal justru sebaliknya, lho.
Mereka yang memiliki gangguan mental merupakan sosok yang pemberani dan kuat. Pasalnya tidak semua orang bisa menerima kondisi gangguan mental bahkan sampai berniat melakukan pengobatan. Hal ini karena masih banyak stigma yang beredar mengenai penyakit mental.
2. Hanya orang dengan gangguan yang perlu menjaga kesehatan mentalnya
Semua orang perlu menjaga kesehatan mental. Bukan hanya mereka yang alami gangguan, tetapi kesehatan mental adalah hak yang wajib dimiliki oleh siapa pun. Setiap orang berhak untuk meningkatkan kesejahteraan secara emosional.
3. Penyakit mental tidak bisa menyerang anak-anak
Mitos selanjutnya yang masih sering dipercaya adalah penyakit mental hanya bisa menyerang orang dewasa, padahal ini sangat keliru. Seperti dijelaskan sebelumnya, semua orang dari berbagai usia dan jenis kelamin.
Anak-anak sering mengalami perubahan suasana hati. Hal ini dibuktikan melalui riset dari UNICEF bahwa 14% remaja dunia mengalami masalah kesehatan mental. Secara global mereka berusia 10–15 tahun.
4. Orang cerdas tidak akan alami gangguan mental
Ada anggapan bahwa para pelajar atau mahasiswa yang cerdas dan memiliki banyak teman cenderung tidak akan mengalami gangguan mental. Orang yang cerdas dianggap tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal.
Faktanya, depresi adalah kondisi kesehatan mental umum yang dihasilkan dari interaksi kompleks faktor sosial, psikologis, dan biologis. Depresi dapat mempengaruhi siapa saja terlepas dari status sosial ekonomi.
Nah, itu tadi beberapa mitos terkait kesehatan mental yang masih sering dipercaya. Jangan lupa untuk dipahami ya, Ladies sebagai pengingat bagi kita semua untuk semakin sadar dan peduli akan kondisi kesehatan mental.