Kaki bayi baru lahir yang begitu mungil memang lucu dan menggemaskan untuk diperhatikan. Namun, bukan cuma itu yang harus Anda amati, Moms. Menurut American Podiatric Medical Association (APMA), sejak bayi lahir Anda perlu mengamati dan merawat dengan sama kaki-kaki kecilnya dan memahami kemungkinan masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka.
Yang pertama, orang tua perlu memahami bahwa kaki bayi yang baru lahir kondisinya mungkin tidak semulus yang ada di bayangan Anda sebelumnya. Kaki bayi Anda mungkin biru, berkerut, atau tampak mengelupas. Maklum, si kecil hidup dalam cairan ketuban selama 9 bulan! Namun, kondisi ini akan segera berubah setelah bayi merasa hangat.
Kaki bayi yang baru lahir biasanya juga tampak datar. Ini karena bayi lahir dengan setumpuk lemak di area kakinya. Selain itu, otot-otot kakinya belum cukup berkembang untuk membentuk lengkungan yang biasanya baru mulai jelas pada saat anak berusia 2 hingga 2,5 tahun.
Lantas bagaimana dengan kelainan yang mungkin ada pada kaki bayi? Tenang Moms, pada saat bayi baru dilahirkan bidan atau dokter anak akan segera memeriksa dan memastikan apakah ada kelainan pada kaki bayi Anda.
Bidan atau dokter biasanya juga akan menghitung jumlah jari kaki bayi, memeriksa pinggulnya untuk memastikan mereka tidak terkilir, serta menggelitik bagian bawah kakinya untuk memeriksa respons neurologis yang tepat.
Bila bayi lahir dengan jari kaki 11 atau bahkan 12, maka kondisi ini disebut polydactyly. Meskipun mengkhawatirkan orangtua, kondisi ini hanya membutuhkan operasi pengangkatan kaki tambahan untuk menghindari masalah dengan memakai sepatu dan berjalan, serta untuk alasan kosmetik.
Prosedur ini biasanya dilakukan sebelum anak Anda mulai berjalan, tetapi dapat dilakukan hampir setiap saat sejak bayi. Setelah jari kaki diangkat, kaki anak Anda akan berkembang normal, dan ia akan berlari, melompat, dan bermain seperti setiap anak lain seusianya.
Selain kelainan jumlah jari, yang juga perlu jadi perhatian adalah bila bayi lahir dengan jari-jari berselaput. Kondisi ini umum terjadi tetapi sering luput dari perhatian orang tua karena selaput yang dimiliki tiap bayi bisa berbeda atau tidak tampak jelas.
Bayi bisa lahir dengan jari kaki berselaput karena kulit gagal memisahkan antara dua jari kaki selama perkembangan janin, membuat daerah tersebut terlihat berselaput, mirip dengan kaki bebek. Jari-jari kaki yang berselaput dapat dipisahkan melalui operasi agar tidak mengganggu gerakan jari kaki yang normal dan penting untuk berjalan.
Tapi bukan cuma itu. Masalah atau kelainan pada kaki bayi masih ada beberapa. Misalnya kaki pengkor, ukuran kaki yang lebih kecil dari kaki normal, kaki dengan jari-jari yang mengarah ke satu sama lain atau ke bawah hingga cacat kaki bawaan lainnya. Umumnya, ini disebabkan karena genetika, posisi uterus, dan posisi sungsang berkepanjangan selama kehamilan.
Dari berbagai kelainan tersebut di atas, yang cukup banyak ditemui adalah kondisi kaki pengkor. APMA bahkan mengatakan kaki pengkor terjadi di 1 dari setiap 1.000 kelahiran hidup dan dapat hadir di kedua kaki. Jika Anda sudah memiliki anak dengan kaki pengkor, ada kemungkinan 10 persen bahwa anak berikutnya akan lahir dengan itu juga.
Meski demikian, melihat kaki bayi dengan mata telanjang saja mungkin tidak cukup untuk dapat menyadari adanya kondisi ini, Moms. Untuk memastikannya, kaki bayi perlu diperiksa dengan sinar x-ray termasuk juga tungkai dan tulang belakangnya.
Bila memang ada kondisi tertentu pada kaki bayi, perawatan dapat dimulai sedini mungkin untuk hasil yang lebih baik. Maklum, kaki bayi baru lahir masih lentur dan fleksibel karena belum membeku menjadi tulang keras seperti tulang anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Karena kelenturan ini, posisi abnormal kaki pada kaki bayi dapat diperbaiki antara lain dengan gips, sepatu khusus maupun pembedahan. Jadi tidak perlu terlalu khawatir, yang penting amati dan waspadai selau kondisi kaki bayi Anda ya, Moms!