Warna dan tekstur kotoran bayi dapat berubah-ubah. Apalagi di usia 6-12 bulan, di mana pencernaan si kecil masih beradaptasi dengan makanan padat yang ia konsumsi.
Tak hanya itu, tinja bayi juga dapat menunjukkan kondisi kesehatannya, Moms. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan perubahan tekstur dan warna kotoran bayi, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut normal atau menunjukkan ada masalah kesehatan.
Warna tinja bayi bisa bermacam-macam, mulai dari hitam, kuning, oranye, merah, putih, hingga abu-abu. Warna tersebut ada yang normal, namun ada juga yang menunjukkan masalah kesehatan pada bayi.
Berikut penjelasan mengenai warna kotoran bayi seperti dikutip dari Healthline.
Hitam
Saat bayi baru lahir, maka kotorannya akan cenderung berwarna hitam. Kotoran hitam tersebut bernama meconium dan mengandung lendir, sel kulit mati, serta air ketuban. Kotoran hitam pada bayi biasanya hanya bertahan selama beberapa hari saja.
Kuning tua
Setelah bayi mengeluarkan tinja berwarna hitam, maka kotorannya akan menjadi kuning tua. Warna kotoran ini normal pada bayi yang masih minum ASI eksklusif.
Kuning muda
Warna ini juga normal pada bayi yang menyusu, baik ASI maupun susu formula. Namun perlu diperhatikan teksturnya, bila terlalu cair, maka bisa jadi bayi sedang mengalami diare.
Ilustrasi Mengganti Popok Bayi. Foto: Shutter Stock
Oranye
Warna tinja oranye normal pada bayi yang menyusu ASI dan susu formula.
Merah
Tinja bayi bisa berubah menjadi merah karena makanannya. Misalnya bila ia meminum jus tomat, maka tinjanya bisa berubah menjadi merah. Namun bila Anda tidak pernah memberikan makanan berwarna merah, warna tinja tersebut bisa jadi muncul karena alergi susu. Bercak merah juga bisa muncul karena adanya darah. Karena itu, bila tinja bayi berwarna merah atau muncul bercak kemerahan, sebaiknya segera bawa ke dokter anak.
Kehijauan
Warna kotoran yang kuning kehijauan serta tekstur yang agak padat normal pada bayi yang minum susu formula.
Hijau tua
Saat bayi mulai memakan makanan padat, maka kotorannya pun akan menjadi hijau tua, terutama bila banyak menghkonsumsi sayuran seperti bayam.
Putih
Warna tinja putih memang jarang ditemui dan warna ini juga menunjukkan kalau ada masalah kesehatan pada bayi Anda. Salah satu penyebab kotoran warna putih adalah bayi tidak memproduksi cukup empedu. Segera periksakan anak Anda ke dokter.
Abu-abu
Sama seperti putih, warna tinja abu-abu juga merupakan tanda ada masalah, salah satunya adalah pada pencernaan bayi. Anda juga harus segera memeriksakan anak ke dokter bila Anda melihat kotoran bayi Anda berwarna abu-abu.
Ilustrasi mengganti popok bayi. Foto: Shutter Stock
Selain warna, tekstur tinja bayi pun perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya.
Bayi baru lahir
Kotoran bayi baru lahir biasanya lebih padat dan mirip seperti aspal. Dalam beberapa hari, kotoran bayi akan menjadi lebih cair dan berubah menjadi kuning. Bila warna dan tekstur tinja bayi tidak berubah, hal tersebut bisa jadi karena bayi tidak mendapatkan susu yang cukup.
Bayi yang minum ASI eksklusif
Bayi yang minum ASI eksklusif memiliki tinja yang lebih cair daripada bayi yang minum susu formula.
Bayi yang mulai makan makanan padat
Saat mulai makanan padat, tinja bayi akan mulai terlihat seperti kotoran orang dewasa.
Bayi sembelit
Tinja bayi yang sembelit kan berbentuk kecil-kecil seperti kerikil dan berwarna gelap.
Diare
Kebalikan dari sembelit, tinja bayi diare akan sangat cair.
Selain warna dan tekstur,perhatikan apakah ada darah atau lendir pada tinja bayi Anda. Lendir biasanya muncul pada tinja bayi saat baru lahir, namun bila terus menerus keluar, bisa jadi hal tersebut karena adanya infeksi pada pencernaan anak.