Setiap orang tua tentu berupaya memberi anak berbagai jenis makanan sehat dan bergizi agar bisa menunjang tumbuh kembangnya. Namun sayangnya, upaya ini bisa jadi sia-sia atau bahkan malah merugikan anak akibat kesalahpahaman orang tua. Salah paham karena mitos misalnya.
Hmm, kalau sudah begini orang tua harus bagaimana, ya? Daripada salah kaprah atau bahkan ‘sesat’, lebih baik cek berbagai mitos seputar makanan sehat untuk anak yang tidak perlu dipercaya dan seperti apa faktanya.

Mitos Seputar Makanan Sehat untuk Anak

anak tak mau makan Foto: Shutterstock
1. Anak harus menghabiskan makanannya
Suka memaksa anak untuk menghabiskan makanannya? Jangan lagi deh, Moms. Sebab hal ini malah memperkuat perilaku makan anak yang negatif dan menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat pada si kecil.
“Peran orang tua atau pengasuh adalah menyediakan makanan sehat, tetapi Anda tidak boleh memaksa berapa banyak makanan yang akan dimakan oleh si kecil,” kata Maggie Moon, RD, Ahli Diet yang berdomisili di Los Angeles seperti dilansir Parents.
2. Anak-anak tidak boleh makan kedelai
Ilustrasi tahu dan tempe Foto: dok.shutterstock
Faktanya, berbagai jenis kedelai, seperti tahu, edamame, dan tempe adalah makanan yang sehat dikonsumsi anak, lho! Bahkan bila Anda memiliki anak perempuan, mengonsumsi kedelai dapat mengurangi risiko kanker payudara.
“Kedelai sehat karena sumber protein dan banyak dikonsumsi oleh segala usia, bahkan bisa menjadi pilihan diet,” ujar Moon.
3. Anak yang suka pilih-pilih makanan atau picky eater harus makan makanan khusus
Ilustrasi anak picky eater.
 Foto: Thinkstock
Jangan percaya! Sebagai orang tua, Anda malah perlu menyajikan beragam makanan, tentunya yang sehat untuk anak dan biarkan si kecil untuk memilihnya sendiri. Apalagi bila anak Anda masih bayi yang sedang MPASI.
Berikan lah berbagai makanan bernutrisi dan sering-seringlah memperkenalkan makanan baru. Untuk anak usia yang lebih besar, Anda bisa coba menaruh beberapa makanan di atas meja agar si kecil dapat memilihnya.
4. Sembunyikan sayuran di dalam makanan anak
Melakukan hal ini tidak akan membuat si kecil sadar akan manfaat sayuran. Lebih baik, sajikan berbagai jenis sayuran sebagai primadona di meja makan maupun piring anak.
Bila perlu, Anda bisa memakannya dengan lahap di depan si kecil dan tunjukkan bahwa Anda juga menyukai sayuran tersebut. Hal ini memang membutuhkan waktu. Jadi, tetap semangat dan jangan menyerah!
5. Bayi hanya boleh makan makanan dengan tekstur lunak
Moms, di awal MPASI memang bayi dianjurkan untuk diberikan makanan dengan tekstur yang lumat. Namun, seiring bertambahnya usia si kecil, tekstur makanan bayi harus Anda tingkatkan. Hal ini karena berkaitan dengan kemampuan anak dalam mengunyah makanan.
Untuk itu, berikan berbagai makanan pada si kecil untuk membantu mereka mengembangkan preferensinya terhadap makanan di kemudian hari.
“Di awal pemberian MPASI, perkenalkan sebanyak mungkin berbagai rasa baru. Kecuali, bila bayi Anda diketahui memiliki alergi makanan tertentu,” ujar Diana Rice, RD, Staf Ahli Gizi.
6. Telur tidak baik untuk anak
Moms, perlu Anda ketahui bahwa kuning telur mengandung lutein dan zeaxanthin yang dapat meningkatkan penglihatan. Selain itu, kandungan kolin dan protein bermanfaat untuk otak si kecil.
7. Anak sebaiknya tidak ngemil
Ilustrasi anak ngemil Foto: Shutterstock
Anak butuh makanan ringan atau camilan. Tapi pastikan porsi maupun jenis camilannya.
Jika si kecil sering ngemil makanan yang tidak sehat, Anda bisa menghentikan kebiasaan tersebut dengan menawarkan buah-buahan atau sayuran sebagai camilan yang sehat untuk anak.
8. Anak membutuhkan jus
Buah-buahan sehat (ilustrasi). Foto: Pixabay/Couleur
Daripada jus, sebaiknya beri anak buah utuh. Karena dengan mengonsumsi buah utuh, anak akan mendapatkan lebih banyak serat yang dapat berperan untuk melancarkan pencernaan anak dan mencegah kolesterol karena mengandung sedikit kalori dan gula.